Jahe Sebagai Agen Pengontrol Mikroba


Pernahkah kamu mengalami mual berat, keram, dan lemah, kadang-kadang disertai diare? Atau bahkan luka tersayat pisau yang menjadi nanah? Jika kamu pernah, banyak penyebab dari kejadian tersebut. Dalam kesempatan kali ini penulis akan menyampaikan salah satu faktornya, yaitu faktor yang disebabkan oleh infeksi bakteri Staphylococcus aureus.

Staphylococcus aureus

Kingdom : Monera

Divisio : Firmicutes

Class : Bacilli

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae

Genus : Staphilococcus

Species : Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus (S. aureus) adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob fakultatif, tidak menghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm (Madigan, 2008) ; WHO; 2004). Staphylococcus aureus tumbuh dengan optimum pada suhu 37ºC dengan waktu pembelahan 0,47 jam. Staphylococcus aureus merupakan mikroflora normal manusia (Prescott, 2002). Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan kulit (Madigan, 2008) ; (Honeyman, 2001). Keberadaan Staphylococcus aureus pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai karier (Madigan, 2008). Infeksi serius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan inang (Madigan, 2008).

Staphylococcus aureus termasuk bakteri osmotoleran, yaitu bakteri yang dapat hidup di lingkungan dengan rentang konsentrasi zat terlarut (contohnya garam) yang luas, dan dapat hidup pada konsentrasi NaCl sekitar 3 Molar. Habitat alami S. aureus pada manusia adalah di daerah kulit, hidung, mulut, dan usus besar, di mana pada keadaan sistem imun normal, S. aureus tidak bersifat patogen (mikroflora normal manusia) (Prescott, 2002).

Suhu optimum pada pertumbuhan Staphylococcus aureus adalah 35-37ºC, dengan suhu minimum 6,7ºC dan suhu maksimum 45,5ºC. Staphylococcus aureus dapat tumbuh pada pH 4,0-9,8 dengan pH optimum sekitar mendekati 9,8 hanya mungkin bila substratnya mempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Untuk pertumbuhan optimum diperlukan 11 asam amino, yaitu valin, leusin, threonine, phenilalanin, tirosin, metionin, lisin, prolin, histidine, dan arginine (Putra, 2006).

Bakteri Staphylococcus aureus hidup sebagai saprofit di dalam sauran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh manusia dan hewan seperti hidung, mulut, dan tenggorokan, dan dapat dikeluarkan pada waktu batuk atau bersin. Bakteri ini juga terdapat pada pori-pori dan permukaan kulit, kelenjar keringat, dan saluran usus. Beberapa gejala akibat intoksikasi bakteri ini adalah mual berat, keram, dan lemah, kadang-kadang disertai diare. Masa inkubasi selama 2-6 jam ( Supardi dan Sukamto, 1999).

Infeksi S. aureus dapat menular selama ada nanah yang keluar dari lesi atau hidung. Selain itu jari jemari juga dapat membawa Infeksi Staphylococcus aureus dari satu bagian tubuh yang luka atau robek. Luka adalah kerusakan pada struktur anatomi kulit yang menyebabkan terjadinya gangguan kulit. Contoh yang paling mudah jika jari tangan kita tersayat oleh pisau, maka luka yang timbul akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit sehingga kulit tidak lagi dapat melindungi struktur yang ada dibawahnya. Infeksi pada luka dapat terjadi jika luka terkontaminasi oleh debu atau bakteri, hal ini disebabkan karena luka tidak dirawat dengan baik. Salah satu bakteri yang menyebabkan infeksi pada kulit luka yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dapat terjadi secara langsung maupun tak langsung. Bakteri ini menghasilkan nanah oleh sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik (WHO, 2004).

Dalam uraian tersebut, bakteri Staphylococcus aureus dapat kita kontrol pertumbuhannya. Salah satu  agen pengotrol mikroba yang akan penulis bahas adalah jahe. Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rimpang yang banyak tumbuh di Indonesia. Klasifikasi tanaman jahe ini adalah:

Jahe

Kingdom: Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinale

Jahe mempunyai kegunaan yang cukup beragam, antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai obat (Bartley dan Jacobs 2000). Secara tradisional, kegunaannya antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi (Ali et al. 2008; Wang dan Wang 2005; Tapsell et al. 2006). Berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran rimpang, ada 3 jenis jahe yang dikenal, yaitu jahe putih besar/jahe badak, jahe putih kecil atau emprit dan jahe sunti atau jahe merah. Secara umum, ketiga jenis jahe tersebut mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein, vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut zingibain (Denyer et al. 1994).

Beberapa komponen kimia jahe, seperti gingerol, shogaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan, antiimflammasi, analgesik, antikarsinogenik, non-toksik dan non-mutagenik meskipun pada konsentrasi tinggi (Surh et al. 1998; Masuda et al. 1995; Manju dan Nalini 2005; Stoilova et al. 2007). Minyak dalam ekstrak jahe mengandung seskuiterpen, terutama zingiberen, monoterpen dan terpen teroksidasi.

Mulyani (2010) menyatakan bahwa ekstrak segar rimpang jahe-jahean mengandung beberapa komponen minyak atsiri yang tersusun dari α-pinena, kamfena, kariofilena, β-pinena, α-farnesena, sineol, dl-kamfor, isokariofilena, kariofilena-oksida dan germakron yang dapat menghasilkan antimikroba untuk meng-hambat pertumbuhan mikroba. Menurut Nursal et al. (2006) rimpang jahe-jahean mengandung senyawa antimikroba golongan fenol, flavonoid, terpenoid dan minyak atsiri yang terdapat pada ekstrak jahe merupakan golongan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

Kandungan senyawa metabolit sekunder pada tanaman jahe-jahean terutama dari golongan flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan Zingiberaceae ini umumnya dapat menghambat pertumbuhan patogen yang merugikan kehidupan manusia, salah satunya adalah bakteri Staphylococcus aureus (Nursal et al., 2006).

Sebelumnya, penulis mengumpulkan beberapa sumber dari beberpa jurnal mengenai manfaat jahe ini. Salah satu sumbernya adalah dalam penelitian Kartika Indah Permata Sari dalam jurnalnya yang berjudul “Uji Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-Jahean (Zingiberaceae) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans memperoleh hasil bahwa ekstrak segar rimpang jahe-jahean mampu menghambat pertumbuhan mikroba uji dengan bervariasinya rata-rata diameter daerah bebas mikroba yang terbentuk dalam hasil penelitiannya. Hal ini disebabkan karena ekstrak segar rimpang jahe-jahean mengandung senyawa anti-mikroba. Ekstrak segar rimpang jahe-jahean mengandung beberapa komponen minyak atsiri yang tersusun dari α-pinena, kamfena, kariofilena, β-pinena, α-farnesena, sineol, dl-kamfor, isokariofilena, kariofilena-oksida dan germakron yang dapat menghasilkan antimikroba untuk meng-hambat pertumbuhan mikroba.

Dalam hasil penelitian Kartika juga membuktikan ekstrak segar rimpang jahe-jahean memperlihatkan pengaruh yang berbeda terhadap masing-masing mikroba uji. Ekstrak segar rimpang jahe merah (Z. officinale var. Rubrum) mempunyai diameter zona hambat paling besar terhadap dua mikroba uji, masing-masing S. aureus ( 15,83 mm) dan E. coli (15,33 mm). Ekstrak segar rimpang jahe gajah (Z. officinale var. Roscoe) membentuk diameter terbesar terhadap mikroba uji C. albicans (10,7 mm) dan berbeda nyata dibandingkan dengan ekstrak segar rimpang jahe lainnya yang memiliki rata-rata diameter zona hambat terhadap ketiga mikroba uji berkisar antara 7-14 mm. Hal ini diduga karena komponen kimia utama penyusun minyak atsiri pada jahe adalah zingiberene yang memiliki senyawa aktif yang bersifat antimikroba, dengan jumlah yang bervariasi dari beberapa jenis-jenis jahe (Wulandari 2011).

Kemudian dalam penelitian Fakhrurrazi dan Azhari dalam jurnal mereka yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekastrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Gambaran Titer Antibodi Ayam Setelah Ditantang Virus Avian Influenza mendapat kesimpulan bahwa pemberian ekstrak jahe berhasil meningkatkan antibodi ayam. Pada uji tantangan terlihat bahwa kelompok ayam yang diberikan ekstrak jahe memi l iki daya prot ekt ivi t a s t inggi dibandingkan dengan kelompok ayam yang tidak diberikan ekstrak jahe. Semua ayam yang mati dari uji ini memperlihatkan kelainan pasca mati berupa sianosis pada jengger dan pial, titik pendarahan (ptechie) pada kaki, udema pada kaki dan pendarahan pada bawah kulit (subkutan) disertai pendarahan pada daerah dada. Perubahan tersebut merupakan bagian dari ciri khas infeksi AI.

Dari berbagai macam kandungan zat kimia pada jahe yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, dapat kita manfaatkan tanaman jahe ini sebagai agen pengontrolnya. Selain itu, jahe dapat digunakan sebagai bumbu masak, pemberi aroma dan rasa pada makanan seperti roti, kue, biskuit, kembang gula dan berbagai minuman. Jahe juga dapat digunakan pada industri obat, minyak wangi, industri jamu tradisional, diolah menjadi asinan jahe, dibuat acar, lalap, bandrek, sekoteng dan sirup. Bahkan saat ini banyak para petani cabe menggunakan jahe sebagai pestisida alami. Dalam perdagangan jahe dijual dalam bentuk segar, kering, jahe bubuk dan awetan jahe. Selain itu terdapat hasil olahan jahe seperti: minyak astiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan yang berguna sebagai bahan pencampur dalam minuman beralkohol, es krim, campuran sosis dan lain-lain. Dan jahe juga memiliki manfaat secara pharmakologi antara lain adalah sebagai karminatif (peluruh kentut), anti muntah, pereda kejang, anti pengerasan pembuluh darah, peluruh keringat, anti inflamasi, anti mikroba dan parasit, anti piretik, anti rematik, serta merangsang pengeluaran getah lambung dan getah empedu.

Nah, sudah paham kan mengenai “Jahe Sebagai Agen Pengontrol Mikroba”? Banyak sekali manfaat jahe untuk kehidupan sehari-hari kita. Salah satunya sebagai agen pengontrol bakteri Staphylococcus aureus. Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih atas kunjungannya 🙂

Daftar Pustaka

Ali, B.H., G. Blunden, M. O. Tanira dan A. Nemmar. 2008. Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology. 46 : 409–420.

Bartley, J. dan A. Jacobs. 2000. Effects of drying on flavour compounds in Australian-grown ginger (Zingiber officinale). Journal of the Science of Food and Agriculture. 80:209–215.

Honeyman AL, Friedman H, Bendinelli M. 2001. Staphylococcus aureus Infection and Disease. New York: Plenum Publishers.

Madigan MT, Martinko JM, Dunlap PV, Clark DP. 2008. Biology of Microorganisms 12th edition. San Francisco: Pearson.

Manju, V. dan N. Nalini. 2005. Chemopreventive efficacy of ginger, a naturally occurring anticarcinogen during the initiation, post initiation stages of 1, 2 dimethyl hydrazine-induced colon cancer. Clin Chim Acta. 358: 60-67.

Masuda, T., A. Jitoe dan T.J. Mabry. 1995. Isolation and structure determination of cassumunarins A, B, C: new anti-inflammatory antioxidants from a tropical ginger, Zingible cassumunar. J Am Oil Chem Soc. 72: 1053-1057.

Mulyani, S. 2010. Fakultas Farmasi UGM. Komponen dan Anti-bakteri dari Fraksi Kristal Minyak Zingiber zerumbet. Majalah Farmasi Indonesia, 21(3), 178-184.

Nursal, W., Sri dan Wilda S. 2006. Bioaktifitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roxb.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis 2(2): 64-66.

Prescott LM, Harley JP, Klein DA. 2002. Microbiology. 5th Ed. Boston: McGraw-Hill.

Surh, Y.J., E. Loe dan J.M. Lee.1998. Chemopreventive properties of some pungent ingredients present in red pepper and ginger. Mutat Res. 402:259-267

Stoilova, I, A. Krastanov, A. Stoyanova, P. Denev dan S. Gargova. 2007. Antioxidant activity of a ginger extract (Zingiber officinale). Food Chemistry.102: 764–770

Tapsell, L.C., I. Hemphill, L. Cobiac, C.S. Patch, D.R. Sullivan, M. Fenech, S. Roodenrys, J.B. Keogh, P.M. Clifton, P.G. Williams, V.A. Fazio dan K.E. Inge. 2006. Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med. J. Aust. 185 (Suppl. 4),S4–S24.

Wang, W.H. dan Z.M. Wang. 2005. Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi. 30:1569–1573.

World Health Organization. 2004. Guidelines for Drinking-water Quality 3rd Edition. Geneva: World Health Organization.

Wulandari, Y. M. 2011. Karakteristik Minyak Atsiri Beberapa Varietas Jahe (Zingiber Officinale) Teknologi Pertanian. Jurnal Kimia dan Teknologi.

Fakhrurrazi dan Azhari. 2011. Pengaruh Pemberian Ekastrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap Gambaran Titer Antibodi Ayam Setelah Ditantang Virus Avian Influenza. http://jurnalkedokteranhewan.net/upload/archieve_pdf/7._PENGARUH_PEMBERIAN_EKSTRAK_JAHE_%28Zingiber_officinale%29_TERHADAP_GAMBARAN_TITER_ANTIBODI_AYAM_SETELAH_DITANTANG_DENGAN_VIRUS_AVIAN_INFLUENZA.pdf  diakses pada 24 April 2015 pukul 20.58 WIB

Hernani, Christina W. 2008. Kandungan Bahan aktif Jahe dan Pemanfaatannya Dalam Bidang Kesehatan. http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/monograph/jahe/kandungan%20bahan%20aktif%20jahe.pdf  diakses pada 24 April 2015 pukul 20.45 WIB

Kartika Indah S. 2013. Uji Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-Jahean (Zingiberaceae) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Candida albicans.http://jurnalsain-unand.com/FilesJurnal/483908103Kartika%20Indah%20Permata%20Sari%20final%2020-24.pdf diakses pada 24 April 2015 pukul 19.13 WIB

Putra Jaya, S. 2006. Analisa Kandungan Bakteri Staphylococcus aureus Daging Sapi Impor di Medan Tahun 2006. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32242?mode=full&submit_simple=Show+full+item+record diakses pada 24 April 2015 pukul 22.51 WIB

50 tanggapan untuk “

  1. pembahasan pada artikel diatas sangat menarik dan menambah wawasan bahwa jahe bisa digunakan sebagai pengontrol mikroba. setelah saya membaca literatur lain bahwa ternyata senyawa antimikroba pada jahe seperti
    limonen, linalool, alfa-pinen, 1-8 sineol, alfa
    felandren, dan p-simen merupakan senyawa
    volatil yang mudah menguap sehingga pada
    penyimpanan daging sapi yang lebih lama keefektifan senyawa
    antimikroba tersebut akan berkurang
    dan menghilang karena menguap, sedangkan
    senyawa zingeron dan gingerol bukan senyawa
    volatil sehingga dapat menghambat pertumbuhan
    mikroba lebih lama pada daging sapi. semoga bermanfaat informasi tambahannya 🙂

    Suka

  2. artikel yang menarik ternyata tidak hanya membawa dampak positif bagi tubuh manusia seperti menghangatkan tubuh ketika sedang mengalami kedinginan akibat udara yang dingin jahe juga sebagai agen pengontrol makhluk hidup lainnya. saya ingin menambahkan informasi bahwa ada banyak agen pengontrol lainnya seperti ” Efek jahe (Zingiber officinale) dan bawang putih (Allium sativum) minyak esensial pada kinerja pertumbuhan dan populasi mikroba usus ayam broiler”
    untuk membuat penasaran apa sih peranan jahe bagi ayam silahkan di cek linknya yaa 😉 –> http://lrrd.cipav.org.co/lrrd21/8/dieu21131.htm

    terimakasih

    Suka

    1. Terima kasih Kak Firdhani telah menambahkan 🙂 kita jadi semakin tahu manfaat jahe bagi kehidupan sehari-hari, tak hanya pada manusia tetapi hewan pun bisa merasakan manfaat dari jahe tersebut 🙂 membantu sekali 🙂

      Suka

  3. Pemaparan yang disampaikan sudah cukup jelas dan dapat dipahami bahwa dibalik ukuran jahe yang tidak besar ternyata mengandung manfaat yang besar. Terkait dengan manfaat jahe, sebenarnya sudah dijelaskan namun saya mohon izin untuk menambahkan tentang manfaat jahe bagi kesehatan:

    1. Jahe dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Karena jahe memiliki kemampuan untuk memperlebar pembuluh darah dan merangsang pelepasan hormon adrenalin. Sehingga darah dapat mengalir lebih cepat dan lebih lancar.

    2. Jahe dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Hal ini dikarenakan jahe memiliki beberapa kandungan enzim protease dan lipase yang dapat mencerna protein serta lemak dalam tubuh.

    3. Jahe dapat membantu membersihkan tubuh dari darah kotor dengan membantu mengeluarkan keringat dari dalam tubuh.

    4. Jahe dapat mengobati mual dan muntah, menambah nafsu makan, memperkuat otot usus, mengatasi batuk, dll. Manfaat jahe ini dapat kita peroleh karena jahe memiliki kandungan minyak gingerol yang dapat memblok serotonin dan menjadi bau harum khas jahe.

    5. Jahe dapat mencegah penggumpalan darah. Jahe mengandung Gingerol yang menjadi antikoagulan (pencegah penggumpalan darah).

    6. Jahe dapat menetralkan radikal bebas yang ada pada tubuh karena jahe juga memiliki kandungan Antioksidan yang cukup tinggi.

    Tidak ada efek berbahaya yang akan ditimbulkan oleh komponen kimia dalam jahe selama penggunaannya dilakukan sesuai dengan anjuran. Namun yang harus diperhatikan adalah keberadaan bahan kimia lain (misalnya flatoksin) yang disebabkan kontaminasi simplisia jahe oleh Aspergillus sp.
    penjelasan lebih lanjut bisa dilihat pada:
    http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114887&val=5262

    kecil tapi berarti, mungkin itu kalimat yang pantas untuk jahe 🙂

    Suka

    1. Terima kasih Indah sangat membantu sekali 🙂 memang ekstrak jahe-jahean mempunyai manfaat sebagai pengontrol mikroba yang telah dijelaskan dalam artikel diatas. Jahe merah termasuk dalam jahe-jahean, jadi sudah tentu dapat mengontrol mikroba 🙂

      Suka

  4. artikel ini menambah informasi sekali ternyata jahe untuk pengontrol mikroba pada bakteri Staphylococcus aureus. 🙂

    saya ingin menambahkan sedikit sebaiknya heti memberikan cara-caranya bagaimana jahe tersebut dapat sebagai pengontrol mikroba, yang seperti sudah dijelaskan bahwa jahe terdapat minyak atsiri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, dimana bakteri tersebut biasanya menyerang luka yang terbuka. apakah jahe tersebut ditaruh di tempat yang terluka atau bagaimana.

    dan saya ingin menambahkan lagi ternyata bukan hanya pada bakteri Staphylococcus aureus saja ada lagi bakteri Streptococcus pyogenes dan Escherichia coli yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh jahe merah. terimaksih semoga bermanfaat^^ heti bisa lihat di sumber ini.
    sumber : https://www.academia.edu/8917610/UJI_AKT_IVITAS_ANTIBAKTERI_EKSTRAK_JAHE_MERAH_Zingiber_Officinale_var._rubrum_TERHADAP_BAKTERI_Streptococcus_pyogenes_dan_escherecia_coli

    Suka

    1. Terima kasih Ayu telah menambahkan 🙂 cara penggunaannya bisa digunakan dengan menggunakan ekstrak jahe untuk luka, dan dari tambahan Ghina disana terdapat sumber mengenai cara penggunaan jahe sebagai antibiotik. Terima kasih 🙂

      Suka

  5. menarik sekali artikel yang di jelaskan oleh Heti bahwa jahe dapat digunakan sebagai pengontrol mikroba. dan saya ingin menambahkan bahwa pada artikel ilmiah dari China yang berjudul “Screening strains of Trichoderma spp for Plant Growth Enhancement in Taiwan” ditemukan bahwa beberapa isolat Trichoderma spp diperoleh dari perakaran (rhizospere) tanaman jahe dan terbukti bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman. Artinya, bahwa Trichoderma spp memiliki effek positif pada tanaman, tidak hanya pada tanaman jahe tetapi juga berspektrum luas, bisa juga untuk tanaman yang lain. http://isroi.com/2015/03/08/peningkatkan-pertumbuhan-jahe-dengan-mikroba-trichoderma-spp/

    Jadi ternyata jahe juga bisa bersimbiosis dengan mikroba.. Semoga bermanfaat
    Suxes slaloe Heti.. ;-D

    Suka

  6. Selamat Pagi Heti , artikel Anda menarik untuk dibaca 🙂 hanya menambahkan informasi saja ya bahwa jahe pun bisa sebagai antibiotik alami. Penggunaan antibiotik alami ini tidak akan membahayakan tubuh bila dikonsumsi setiap hari. Justru penggunaan antibiotik alami ini dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari. Karena selain dapat menyembuhkan, antibiotik alami ini dapat mencegah masuknya virus dan bakteri kedalam tubuh karena fungsinya itu sendiri dapat meningkatkan kekebalan tubuh kita. Salah satu tanaman obat yang dapat berfungsi sebagai antibiotik alami yaitu Jahe (Zingiberis officinale) 🙂
    Didalam jahe pun memiliki senyawa aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri- bakteri jahat selain Staphyllococcus, seperti Escherichia coli, Proteus sp, Streptococcus dan Salmonella thypi. Keempat bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan. Konsumsi rimpang jahe secara teratur dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat tersebut. Karena itulah Jahe memiliki fungsi sebagai antibiotik alami yang dapat mencegah dan mengurangi pertumbuhan bakteri patogen dalam tubuh yang secara tidak langsung juga meningkatkan kekebalan dalam tubuh. https://www.academia.edu/6425123/Jahe_untuk_si_imun

    Suka

    1. Terima kasih Nihlah atas tambahannya 🙂 penambahan dari Nihlah sudah disampaikan pada artikel diatas, silahkan bisa dibaca 😉 dan mengenai sumber juga sudah tertera terima kasih 🙂

      Suka

  7. saya baru tau jika ternyata jahe bisa bertindak sebagai pengontrol mikroba, terimakasih heti atas informasinya sangat bermanfaat. jahe sendiri memang salah satu tanaman herbal yang memiliki manfaat yang banyak salah satunya yang telah di tulis heti yaitu sebagai pengontrol mikroba. selain itu fungsi lain dari jahe yang unik adalah untuk kesehatan ibu hamil, sesuai referensi yang mauliza baca http://disehat.com/manfaat-jahe-untuk-kesehatan-ibu-hamil-dan-kecantikan/

    Suka

  8. artikel yang bagus dan menarik heti 🙂
    igin menambahkan informasi saja selain jahe sebagai pengontrol mikroba , ditemukan pula bahwa beberapa isolat Trichoderma spp diperoleh dari perakaran (rhizospere) tanaman jahe dan terbukti bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman.
    Artinya, bahwa Trichoderma spp memiliki effek positif pada tanaman, tidak hanya pada tanaman jahe tetapi juga berspektrum luas, bisa juga untuk tanaman yang lain.

    Peningkatkan Pertumbuhan Jahe dengan Mikroba Trichoderma spp


    terimakasih heti 🙂

    Suka

  9. Jahe seperti yang kita ketahui mempunyai ciri khusus berupa rasa hangat. Artikel ini sangat menarik, dimana kita tahu bahwa jahe sering digunakan sebagai bumbu masak dan obat, biasanya berupa obat perut kembung dan lainnya.Namun artikel ini memaparkan bahwa jahe mempunyai manfaat lain yang sangat menguntungkan yaitu berupa pengontrol mikroba. Jahe mempunyai senyawa-nyawa yang berhasiat untuk
    1. Menurunkan berat badan
    2. Mengontrol kadar gula bagi penderita Diabetes
    3. menyehatkan jantung
    serta hasiat lainnya, info lebih lengkap dapat diaskes pada: http://infosehatbugar.com/1572/wajib-diketahui-22-khasiat-jahe-untuk-kesehatan-anda.html

    Terima kasih ^^

    Suka

  10. Artikelnya sangat bagus Heti 🙂 Ternyata ALLAH SWT Maha Kaya yaa, ALLAH menciptakan beraneka ragam bakteri dalam kehidupan kita, namun ALLAH pun telah menciptakan tumbuhan-tumbuhan di alam ini yang dapat mengontrol pertumbuhan bakteri jahat, subhanallah..
    Menambahkan saja dari artikel yang telah dibahas Heti, bahwa selain jahe tumbuhan-tumbuhan herbal lainnya selain jahe adalah kunyit, yang dapat berperan sebagai antibakteri, jadi banyak sekali alternatif lainnya apabila tidak ditemukan jahe, bisa juga dengan menggunakan kunyit.
    Manfaat kunyit sebagai antibakteri dapat dilihat pada link berikut ini

    Klik untuk mengakses PUSTAKA_UNPAD_UJI_EFEKTIVITAS_EKSTRAK_KUNYIT.pdf

    Terimakasih Heti, semoga bermanfaat 🙂

    Suka

  11. artikelnya sangat bagus dan informatif sekali heti. ternyata jahe bisa menjadi antibiotik yang alami/ pengontrol mikroba. saya baca di http://www.dw.de/antibiotik-alami-dari-dapur-anda/g-18029336 Jahe kerap disebut sebagai obat universal. Lebih dari setengah obat-obatan tradisional Cina mengandung jahe di dalamnya. Jahe memiliki beberapa sifat penyembuhan dan meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengatasi masalah pencernaan.
    saya juga merasakan khasiat jahe itu sendiri, saya sedang bflu dan batuk saya dari kemarin minum larutan jahe, dan sekarang sudah lumayan mendingan, ternyata benar jahe bermanfaat sebagain antibotik dan pegontrol mikroba.
    trimaksih heti :)good job gentong 🙂

    Suka

  12. artikel yang dibuat heti sangat bermanfaat, saya baru tahu bahwa jahe dapat menjadi antibiotik alami. namun saya ingin menambahkan sedikit, ternyata jahe juga dapat berperan sebagai bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. menurut sumber: Winiati. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil Olahan Industri Terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Bandung: IPB. 2000.
    Berdasarkan hasil-hasil penelitian diketahui bahwa senyawa fenol, merupakan senyawa produk metabolisme sekunder tumbuhan yang aktif menghambat pertumbuhan bakteri. Pada tumbuhan jahe yang memiliki kandungan fenol memiliki kemampuan daya hambat pertumbuhan pada bakteri E.coli, terjadinya penghambatan terhadap pertumbuhan koloni bakteri diduga disebabkan karena kerusakan yang terjadi pada komponen struktural membrane sel bakteri. Fenol pada jahe memiliki kemampuan untuk mendenaturasi protein dan merusak membrane sel dengan cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel, kerena senyawa ini mampu melakukan migrasi dari fase cair ke fase lemak.

    terima kasih, semoga bermanfaat 🙂

    Suka

  13. komentar-komentar dari teman-teman cukup membantu dan sangat melengkapi artikel yang sudah di jelaskan oleh Heti. hanya sekedar ingin menambahkan komentar dari hani mengenai kunyit, ternyata kunyit putih juga tak kalah memberikan manfaat. Untuk penjelasan lebih lanjut bisa dilihat pada link berikut :
    http://www.andasehat.com/manfaat-dan-khasiat-serta-cara-mengobal-kunyit-putih-untuk-kesehatan/
    http://kunyitputih.org/manfaat-kunyit-putih-untuk-penyakit-kanker/

    Suka

  14. artikel yang heti buat sangat menarik, ternyata jahe tidak hanya membawa dampak positif bagi tubuh manusia seperti menghangatkan tubuh ternyata jahe juga sebagai agen pengontrol makhluk hidup lainnya. sedikit ingin menambahkan ada banyak agen pengontrol lainnya seperti ” Efek jahe (Zingiber officinale) dan bawang putih (Allium sativum) minyak esensial pada kinerja pertumbuhan dan populasi mikroba usus ayam broiler”
    selebihnya silahkan di cek http://lrrd.cipav.org.co/lrrd21/8/dieu21131.htm . terimakasih 🙂

    terimakasih

    Suka

    1. Terima kasih Selly atas tambahannya 🙂 saran yang Selly berikan sudah disinggubg sedikit pafa artikel diatas, mengenai pertahanan tubuh pada ayam yang terinfeksi virus avian influenza dan sumber sudah tertera diatas. Terima kasih 🙂

      Suka

    1. Terima kasih Syifa tambahannya sangat membantu sekali 🙂 saya setuju dengan sumber yang Syifa berikan. Semakin luas lah pengetahuan kita:) jazakallaah khairon katsiirr 🙂

      Suka

  15. artikel yang sangat menarik dan bermanfaat, bagi mereka yang sebelumnya kurang menyukai jahe apabila membaca artikel ini pasti akan memikirkan untuk bisa menyukai jahe, karena jahe dapat menjadi pengontrol mikroba. di sini saya ingin menambahkan sedikit, ternyata apabila kita mengkonsumsi jahe dalam jangka panjang atau berlebhan maka akan menimbulkan efek samping seperti mulas, diare dan iritasi mulut, info lebih lanjut tentang efek samping mengkonsumsi jahe bisa heti baca di http://www.wedaran.com/18194/manfaat-jahe-bagi-kesehatan-efek-samping/
    Terimakasih Heti 🙂

    Suka

    1. Terima kasih Fitri atas tambahannya. Memang makan berlebihan akan menimbulkan penyakit, seperti yang Fitri sebutkan tadi. Allah SWT pun berfirman yang artinya “Makan dan minumlah kalia dan jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf:31). Subhanallaaahh begitulah Islan mengatur kita dengan indahnya 🙂

      Suka

  16. Artikelnya sangat menarik dan menambah wawasan ya, jahe yang sering kita dengar banyak fungsinya dan manfaatnya bukan hanya sebagai untuk membuat jamu ataupun kesehatan namun dapat juga sebagai pengontrol mikroba. menurut saya artikel ini sudah cukup menjelaskan dengan jelas, dan jahe merah pun dapat di gunakan sebagai pengontrol mikroba yang sudah di jelaskan oleh saudari indah. Terimakasih Heti

    Suka

  17. ternyata tidak hanya jeruk nipis saja dapat dijadikan sebgai pengontrol mikroba ternyata jahe pun dapat dijadikan sebagai pengontrol mikroba walaupun dalam hal ini jenis mikrobanya berbeda dengan jenis mikroba yang dapat dikontrol oleh heruk nipis. sangat bermanfaat sekali karena dengan artikel ini saya dapat menegetahui dengan jelas bagaimana jahe dapat mengontrol mikroba, dari penambahan teman-teman juga yang begitu banyak memaparkan manfaat dari jahe itu sendiri, hanya ingin menambahakan sedikit tadi dikomentar sebelumnya ayu telah menambahakan bahwa jahe tidak hanya mengontrol bakteri Staphylococcus aureus saja ada lagi bakteri Streptococcus pyogenes dan Escherichia coli, setelah mencari informasi saya mendapatkan bahwa tidak hanya bakteri yang disebutkan oleh saudari ayu saja yang dapat dikontrol oleh jahe namun bakteri pada ketombe pun dapat dikontrol dengan ekstrak jahe, sperti apada bakteri Malessezia sp, utuk lebih lengkapnya dapat dibaca di http://eprints.undip.ac.id/23372/1/Fitrina.pdf
    terima kasih semoga bermanfaat 😀

    Suka

  18. artikel yang di posting oleh saudari Heti sangat bermanfaat, tapi ternyata pertumbuhan jahe ini juga bisa terganggu akibat adanya bakteri loooh… msalnya penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum pada
    tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc), merupakan penyakit penting di beberapa
    negara di Asia, Australia, dan Afrika. Di Indonesia, penyakit layu bakteri jahe
    ditemukan pada tahun 1971 di Kuningan, Jawa Barat. Penyakit ini dapat
    menurunkan potensi hasil jahe sampai 90 %. Pada kasus tanaman jahe, varietas
    tahan dengan produksi rimpang yang memenuhi syarat sampai saat ini belum
    diperoleh di samping itu belum ada cara pengendalian yang efektif untuk penyakit
    layu bakteri. Alternatif pengendalian yang sedang dikembangkan adalah dengan
    meningkatkan pertahanan tanaman melalui induksi ketahanan. Penelitian
    bertujuan untuk mendapatkan isolat-isolat bakteri endofit yang potensial dalam
    mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman jahe yang disebabkan oleh
    bakteri R. solanacearum. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/57232

    GOD JOB Heti.!! ;-*

    Suka

  19. artikel heti sangat menarik dan menambah pengetahuan kita mengenai fungsi jahe, liya setuju dengan indah bahwa jahe merah dapat berperan sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans. salah satu peran jahe merah tersebut adalah kandungan minyak atsiri dalam rimpang jahe merah dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans, selain itu Rimpang jahe merah mengandung [6]-gingerol yang memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, antikarsinogenik, antimutagenik, antitumor (sumber:http://eprints.ums.ac.id/20692/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdf) Terima kasih Heti

    Suka

  20. waaah saya jadi tambah wawasan banget nit seputar Jahe setelah baca artikel dari heti dan komentar teman-teman juga. karen heti sudah memaparkannya dengan sangat jelas.
    yaaa yaaa jahe memang kaya akan khasiat, Penelitian modern telah membuktikan secara ilmiah berbagai manfaat jahe, antara lain :
    • Menurunkan tekanan darah. Hal ini karena jahe merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, akibatnya darah mengalir lebih cepat dan lancar dan memperingan kerja jantung memompa darah.
    • Membantu pencernaan, karena jahe mengandung enzim pencernaan yaitu protease dan lipase, yang masing-masing mencerna protein dan lemak..
    • Gingerol pada jahe bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol.
    • Mencegah mual, karena jahe mampu memblok serotonin, yaitu senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual. Termasuk mual akibat mabok perjalanan.
    • Membuat lambung menjadi nyaman, meringankan kram perut dan membantu mengeluarkan angin.
    • Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh. bisa dilihat di https://becauseofyou99.files.wordpress.com/2010/08/manfaat-jahe.doc

    terimakasih heti infonya . semoga Allah membalasnya 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar